Senin, 16 Juli 2012

TUGAS 6 : PUISI : KONDISI POLITIK


TUGAS 6 : PUISI : KONDISI POLITIK
 Nama :Yulliyana malasari
Kelas : 3ea10
Npm  : 12209780
GALAU

 Begitu carut marutnya kondisi negeri ini
Begitu banyak nasib Anak Bangsa terbelenggu oleh ketidak adilan
Begitu banyak kemiskinan dan ketidaknyamanan yang kita rasakan
Begitu banyak kemunafikan dan kenistaan

Semakin hari semakin berat menjalani hidup ini
Kita harus kuat dan maju untuk menuju masa depan
Kita harus kuat dan yakin bahwa kita bisa menghadapi semuanya
Kita tidak boleh menyerah dengan nasib yang ada

Semua ini ada yang mengatur yaitu Tuhan
Semuanya dapat kita lalui dengan berusaha dan berdoa
Harus bangkit dan semangat
Maju terus pantang mundur

Semangat
Semangat
Yakin
Pasti bisa

                       BURUH

 Begitu pilunya nasibmu
Tiada yang memikirkan nasib mu
Hanya bekerja setiap hari tanpa ada kepastian
Tidak ada jaminan

Dimanakah hati nurani para pembesar negeri ini
Sudah keringkah hati kalian ?
Yang hanya memikirkan diri sendiri
Untuk memperkaya keluarga saja

Tanpa memikirkan buruh yang bekerja tanpa lelah
Yang didapat cukup buat makan saja
Sudah matikah rasa kemanusian dan kebersamaan di hati kalian
Siapa yang akan memperjuangkan nasib mu

                              SANG BIROKRAT
  Sang birokrat
Berjas abu abu
Sepatu sangat mengkilap
Kerja dari rapat-ke rapat
Berlomba lomba mengejar kenikmatan dunia

Sang birokrat
Jarang berkeringat
Merasa kenikmatan yang sangat
Tapi lupa bahwa semua itu hanya titipan
Dan lupa bahwa ada hari pembalasan

 POLITIK ABU ABU

Entahlah,apa yang dinamakan politik
Masyarakat awam tidak tahu apa politik itu
Semuanya penuh kemunafikan
Yang ada hanya kebusukan

Bukan,bukan politik yang sebenarnya
Yang mengajarkan tentang kebaikan
Tapi,apa di negeri ini hanya kerancuan yang ada
Sudah penuh dengan ke abu-abuan

Semuanya nyata hanya mengejar harta dan tahta
Tanpa ada yang memikirkan tentang khalayak ramai
Hanya memikirkan kesenagan dunia dan kemewahan
Kapankah,adanya berpolitik yang baik dan sehat

Mungkin kita akan menjadi penerus untuk memperbaiki kondisi poloitik yang ada
Kita harus menjadi manusi yang berguna
Agar dapat merubah Negara ini menjadi lebih baik
Dan terkenal karena kebaikanya bukan kebusukannya

KARYA: YULLIYANA MALASARI

TUGAS 5: DEFINISI PENALARAN INDUKTIF DAN BAGIAN-BAGIANNYA

TUGAS 5: DEFINISI PENALARAN INDUKTIF DAN BAGIAN-BAGIANNYA





Nama : Yulliyana malasari
Kelas : 3ea10
Npm  :12209780


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi– proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).



PENALARAN INDUKTIF

Penalaran induktif merupakan penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain simpulan yang diperoleh tidak boleh khusus dari pada pernyataan (premis). Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.

 Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.

 Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

 Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.


SUMBER : WWW.GOOGLE.COM

TUGAS 4 :PENALARAN DEDUKTIF SECARA TIDAK LANGSUNG

TUGAS 4 :PENALARAN DEDUKTIF SECARA TIDAK LANGSUNG

Nama: Yulliyana malasari
Kelas: 3ea10
Npm : 12209780

  1. Silogisme Kategorial
Yang dimaksud dengan silogisme kategorial ialah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebur premis mayor dan peremis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.
Contoh:
My : Semua manusia pandai.
Mn : Semua guru adalah manusia.
K : Jadi, semua guru pandai
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.

3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh
My : kakak Reza berada di Jakarta atau Bali.
Mn : Kakak Reza berada di Jakarta.
K : Jadi,Kakak Reza tidak berada di Bali
4. Silogisme Entiment
Silogisme entiment adalah silogisme yang tidak mempunyai premis mayor.

Contoh :
- Messi seorang yang pandai bermain bolat karena Messi pemain Barcelona.
- Jessica seorang yang terkenal karena Jessica seorang aktris.

5. Rantai Deduksi
Rantai deduksi adalah kumpulan dari seluruh penalaran deduksi baik yang langsung maupun tidak langsung. Contoh :

Semua coklat manis rasanya

Sebagian yang manis rasanya adalah coklat

Jika stres saya makan coklat

Karena coklat dapat menghilangkan stres

Saya tidak pernah menolak diberi coklat

Karena saya memang sangat suka coklat

TUGAS 3 :PENALARAN DEDUKTIF SECARA LANGSUNG

TUGAS 3 :PENALARAN DEDUKTIF SECARA LANGSUNG



Nama : Yulliyana malasari
Kelas : 3ea10
Npm  : 12209780


Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data / fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Fakta / data yang akan dinalar itu boleh benar dan juga tidak. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut proposisi.

 Macam-macam penalaran, yaitu :

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan.
Dengan demikian, konteks penalaran deduksi tersebut konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran deduksi tergantung pada premisnya ( proposisi tempat menarik kesimpulan ). Artinya, jika premisnya salah, mungkin akan membawa kita pada hasil yang salah. Begitu juga sebaliknya. Penarikan kesimpulan secara deduktif, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.

  • Penalaran deduktif secara langsung

1.Semua simpulan adalah premis
      Sebagian premis adalah simpulan
Contoh: Semua gajah adalah berbelalai
              Sebagian yang berbelalai adalah gajah

2. Tidak satupun simpulan adalah premis         
      Tidak satupun premis adalah simpulan
Contoh: Tidak satupun wanita adalah pria
              Tidak satupun pria adalah wanita


3.Semua simpulan adalah premis
      Tidak satupun simpulan adalah tidak premis
Contoh: Semua rudal adalah berbahaya
              Tidak asatupun rudal adalah tidak berbahaya

4.Tidak satupun simpulan adalah premis
      Semua simpulan adalah tak premis
Contoh: Tidak satupun wanita adalah laki-laki
              Semua wanita adalah tidak laki-laki

5.Semua simpulan adalah premis
      Tidak satupun simpulan adalah tak premis
      Tidak satupun tak premis adalah simpulan
Contoh: Semua gajah adalah berbelalai
              Tidak satupun gajah adalah tak berbelalai
              Tidak satupun tak berbelalai adalah gajah

     


TUGAS2 :BAHASA INDONESIA

TUGAS2 :BAHASA INDONESIA

KATA BAKU DARI A-Z

Nama:yulliyana malasari
NPM:12209780
Kelas:3ea10


A

1 A, a [1] n 1 huruf pertama abjad Indonesia; 2 nama huruf a; 3 penanda pertama dl urutan (mutu,
nilai, dsb)
2. air n 1 cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yg terdapat dan diperlukan dl                                                      kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yg secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen;
3. abad n 1 masa seratus tahun
4. ab·jad n 1 kumpulan huruf (aksara) berdasarkan urutan yg lazim dl bahasa tertentu
5. ada·ka·la adv kadang-kadang; sekali-sekali; sekali waktu
6. adi·ku·a·sa a berkekuatan amat besar atau luar biasa; (tt negara, bangsa):
7. akal n 1 daya pikir (untuk memahami sesuatu dsb); pikiran; ingatan:
8. ali·nea /alinéa/ n bagian wacana yg mengungkapkan satu pikiran yg lengkap atau satu tema yg dl ragam tulis ditandai oleh baris pertama yg menjorok ke dalam atau jarak spasi yg lebih; paragraf;
9. asi·mi·la·si n 1 Sas penyesuaian (peleburan) sifat asli yg dimiliki dng sifat lingkungan sekitar
10. aso·si·a·si n 1 persatuan antara rekan usaha; persekutuan dagang; 2 perkumpulan orang yg mempunyai kepentingan bersama; 3 tautan dl ingatan pd orang atau barang lain; pembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan pancaindra;

B
1. B, b /bé/ n 1 huruf ke-2 abjad Indonesia; 2 penanda ke-2 dl urutan (mutu, nilai, dsb)
2. ba·ca v, mem·ba·ca v 1 melihat serta memahami isi dr apa yg tertulis (dng melisankan atau hanya dl hati):
3. ba·ngun [1] v 1 bangkit; berdiri (dr duduk, tidur, dsb):
4.ba·ha·du·ri kl a bersifat pahlawan (satria); bersifat gagah berani
5.ba·ha·gia 1 n keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan)
6. ba·ha·sa·wan n 1 orang yg memiliki atau menguasai secara penuh suatu bahasa; penutur bahasa; pemakai bahasa; 2 ahli bahasa
7. ba·lai·rung kl n balai atau pendapa besar tempat raja dihadap rakyatnya
8.bu·a·na kl n dunia; jagat; benua;
9. ben·trok v 1 bercekcok; berselisih: krn kurang komunikasi, majikan sering -- dng buruh; 2 berlawanan; bertentangan: keterangan saksi A -- dng pengakuan terdakwa; 3 berlanggaran; bertumbukan: kemarin ada kapal -- di pelabuhan;
10.  be·a·sis·wa /béasiswa/ n tunjangan yg diberikan kpd pelajar atau mahasiswa sbg bantuan biaya belajar


C

1.      C, c /cé/ n 1 huruf ke-3 abjad Indonesia; 2 penanda ke-3 dl urutan (mutu, nilai, dsb)
2.      ca·cah ji·wa n Stat 1 perhitungan banyaknya penduduk (jiwa) di suatu daerah; 2 pencatatan atau pendaftaran untuk mengetahui banyaknya penduduk; sensus;
3.      can·di n bangunan kuno yg dibuat dr batu (sbg tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja-raja, pendeta-pendeta Hindu atau Buddha pd zaman dulu);
4.      can·tik [1] a 1 elok; molek (tt wajah, muka perempuan); 2 indah dl bentuk dan buatannya:
5.      cu·a·ca n keadaan udara (tt temperatur, cahaya matahari kelembapan, kecepatan angin, dsb) pd satu tempat tertentu dng jangka waktu terbatas:
6.      cum·bu n 1 kata-kata manis yg dipakai untuk membujuk (waktu berkasih-kasihan dsb):
7.      co·bek /cobék/ n piring dr batu atau tanah untuk menggiling cabai dsb
8.      com·blang Jk n 1 orang yg menghubungkan laki-laki dan perempuan dl perjodohan atau percintaan;
9.      cin·ta a 1 suka sekali; sayang benar:
10.  ce·ri·ta n 1 tuturan yg membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dsb)


D

1.      D, d [1] /dé/ n 1 huruf ke-4 abjad Indonesia; 2 penanda keempat dl urutan (mutu, nilai, dsb);
2.      du·nia [1] n 1 bumi dng segala sesuatu yg terdapat di atasnya; planet tempat kita hidup
3.      de·ri·ta n sesuatu yg menyusahkan yg ditanggung dl hati (spt kesengsaraan, penyakit):
4.      dur·ja·na kl 1 a jahat: perbuatan -- , perbuatan jahat; 2 n kejahatan; 3 n penjahat;
5.      di·am [1] v 1 tidak bersuara (berbicara):
6.      du·ka a susah hati; sedih hati:
7.      de·mon·stra·si /démonstrasi/ n 1 pernyataan protes yg dikemukakan secara massal; unjuk    rasa:
8.      de·mon·stran /démonstran/ n orang yg berdemonstrasi; pelaku demonstrasi
9.      dep·re·si /déprési/ n 1 Ek keadaan perniagaan yg sukar dan lesu; 2 Psi gangguan jiwa pd seseorang yg ditandai dng perasaan yg merosot (spt muram, sedih, perasaan tertekan);
10.  de·ras [1] a 1 sangat cepat (tt aliran, gerakan, dsb):

E

1.      E, e [1] /é/ n 1 huruf ke-5 abjad Indonesia; 2 nama huruf e; 3 penanda ke-5 dl urutan atau terendah (tt mutu, nilai)
2.      elok /élok/ a 1 baik; bagus; cantik (tt cerita, baju, rupa, dsb):
3.      edu·ka·si /édukasi/ n (perihal) pendidikan
4.      eng·gan adv tidak mau; tidak sudi; tidak suka:
5.      ero·si /érosi/ n 1 hal menjadi aus (berlubang) krn geseran air (tt batu);
6.      eku·i·va·len /ékuivalén/ a mempunyai nilai (ukuran, arti, atau efek) yg sama; seharga; sebanding; sepadan
7.      era /éra/ n kurun waktu dl sejarah; sejumlah tahun dl jangka waktu antara beberapa peristiwa penting dl sejarah; masa;
8.      erat a 1 kuat sehingga tidak mudah lepas (tt ikatan, pegangan):
9.      eman·si·pa·si /émansipasi/ n 1 pembebasan dr perbudakan; 2 persamaan hak dl berbagai aspek kehidupan masyarakat (spt persamaan hak kaum wanita dng kaum pria):
10.  esa num tunggal; satu;


F

1.      F, f /éf/ n huruf ke-6 abjad Indonesia
2.      fa·dil kl a mulia; luhur; terkemuka (dl ilmu pengetahuan dsb)
3.      fa·bel n Sas cerita yg menggambarkan watak dan budi manusia yg pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti):
4.      fa·jar n cahaya kemerah-merahan di langit sebelah timur pd menjelang matahari terbit;
5.      fak·tu·al a berdasarkan kenyataan; mengandung kebenaran:
6.      fak·ta n hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi
7.      fa·na·tik a teramat kuat kepercayaan (keyakinan) thd ajaran (politik, agama, dsb):
8.      fan·tas·tis a 1 bersifat fantasi; tidak nyata; 2 tidak masuk akal; 3 sangat luar biasa; sangat hebat
9.      Fe·no·me·na /fénoména/ n 1 hal-hal yg dapat disaksikan dng pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (spt fenomena alam);
10.  fo·ren·sik /forénsik/ n 1 cabang ilmu kedokteran yg berhubungan dng penerapan fakta-fakta medis pd masalah-masalah hukum;

G

1.      G, g /gé/ n 1 huruf ke-7 abjad Indonesia; 2 Mus nada ke-5 dl tangga nada C mayor
2.      ga·ra·si n rumah-rumahan atau bagian rumah tempat menyimpan (menaruh) mobil dsb; kandang mobil
3.      ga·ru·da n 1 burung besar pemakan daging yg menyerupai elang dan mempunyai kekuatan terbang yg luar biasa (yg sudah punah, dan sekarang hanya dl dongeng); 2 lambang negara Indonesia
4.      gi·la 1 a sakit ingatan (kurang beres ingatannya); sakit jiwa (sarafnya terganggu atau pikirannya tidak normal):
5.      ga·duh [1] a rusuh dan gempar krn perkelahian (percekcokan dsb); ribut; huru-hara:
6.      go·da v, meng·go·da v 1 mengajak (menarik-narik hati) supaya berbuat dosa atau berbuat jahat:
7.      ger·ha·na 1 n bulan (matahari) gelap sebagian atau seluruhnya dilihat dr bumi; eklips;
8.      gun·dah kl a sedih; bimbang; gelisah:
9.      ge·li·sah a tidak tenteram, selalu merasa khawatir (tt suasana hati); tidak tenang (tt tidur); tidak sabar lagi dl menanti dsb; cemas:
10.  gan·ti 1 n sesuatu yg menjadi penukar yg tidak ada atau hilang, spt sulih, pampas



H

1.      H, h /ha/ n huruf ke-8 abjad Indonesia
2.      hi·na a 1 rendah kedudukannya (pangkatnya, martabatnya):
3.      hu·mo·ris n orang yg mempunyai rasa humor:
4.      hu·ru-ha·ra n keributan; kerusuhan; kekacauan
5.      he·do·nis·me /hédonisme/ n pandangan yg menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sbg tujuan utama dl hidup
6.      he·ge·mo·ni /hégemoni/ n pengaruh kepemimpinan, dominasi, kekuasaan, dsb suatu negara atas negara lain (atau negara bagian)
7.      ha·ri n 1 waktu dr pagi sampai pagi lagi (yaitu satu edaran bumi pd sumbunya, 24 jam):
8.      har·mo·ni n pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat; keselarasan; keserasian:
9.      he·ro·is·me /héroisme/ n keberanian dl membela keadilan dan kebenaran; kepahlawanan
10.  he·bat /hébat/ a terlampau, amat sangat (dahsyat, ramai, kuat, seru, bagus, menakutkan, dsb):
 

I

1.      I, i [1] n 1 huruf ke-9 abjad Indonesia;
2.      Ide·o·lo·gi /idéologi/ n 1 kumpulan konsep bersistem yg dijadikan asas pendapat (kejadian) yg memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup:
3.      in·dah [1] a dl keadaan enak dipandang; cantik; elok;
4.      ik·rar n 1 janji yg sungguh-sungguh:
5.      ikh·las a bersih hati; tulus hati:
6.      iro·ni n 1 kejadian atau situasi yg bertentangan dng yg diharapkan atau yg seharusnya terjadi, tetapi sudah menjadi suratan takdir:
7.      izin n pernyataan mengabulkan (tidak melarang dsb); per-setujuan membolehkan:
8.      ido·la n orang, gambar, patung, dsb yg menjadi pujaan:
9.      im·pe·ri·a·lis·me /impérialisme/ n sistem politik yg bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yg lebih besar;
10.  ima·ji·na·si n 1 daya pikir untuk membayangkan (dl angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dsb) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang; 2 khayalan

J

1.      J, j /jé/ n huruf ke-10 abjad Indonesia
2.      je·rit n suara yg keras melengking (dr manusia atau binatang); teriak; pekik
3.      je·lek /jelék/ a 1 tidak enak dipandang mata; buruk (tt wajah); 2 tidak menyenangkan (tidak menenteramkan, tidak membahagiakan, dsb); jahat; tidak baik (tt watak):
4.      je·li·ta a 1 cantik sekali; elok (tt wajah):
5.      ju·ang [1], ber·ju·ang v 1 berlaga (tt binatang yg besar-besar); berlawan:
6.      jang·kau n 1 jarak mendatar maksimum yg dapat dicapai peluru atau proyektil;
7.      jan·ji n 1 ucapan yg menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat (spt hendak memberi, menolong, datang, bertemu):
8.      jan·da n wanita yg tidak bersuami lagi krn bercerai ataupun krn ditinggal mati suaminya;
9.      jad·wal n pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja; daftar atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dng pembagian waktu pelaksanaan yg terperinci:
10.  je·ma·ri n jari-jari (tangan, kaki)


K

1.      K, k /ka/ n huruf ke-11 abjad Indonesia
2.      ki·lo·me·ter /kilométer/ n 1 satuan ukuran panjang 1.000 m (disingkat km); 2 cak pengukur kecepatan mobil; spidometer
3.      ka·muf·la·se n perubahan bentuk, rupa, sikap, warna, dsb menjadi lain agar tidak dikenali; penyamaran; pengelabuan:
4.      ka·pi·tal·is·me n sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yg modalnya (penanaman modalnya, kegiatan industrinya) bersumber pd modal pribadi atau modal perusahaan swasta dng ciri persaingan dl pasaran bebas
5.      ka·pi·ta·lis n kaum bermodal; orang yg bermodal besar; golongan atau orang yg sangat kaya;
6.      ki·a·mat 1 n hari kebangkitan sesudah mati (orang yg telah meninggal dihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya);
7.      ken·da·la n 1 halangan; rintangan; gendala;
8.      ken·can n janji untuk saling bertemu di suatu tempat pd waktu yg telah ditentukan bersama (antara teman, muda-mudi, kekasih);
9.      ke·ra·bat n 1 yg dekat (pertalian keluarga); sedarah sedaging
10.  ko·man·do n 1 aba-aba; perintah:


L

1.      L, l /él/ n huruf ke-12 abjad Indonesia
2.      la·wan 1 n imbangan; bandingan; tandingan:
3.      le·mah [1] a 1 tidak kuat; tidak bertenaga:
4.      la·ma a 1 panjang antaranya (tt waktu):
5.      lin·dung [1], ber·lin·dung v 1 menempatkan dirinya di bawah (di balik, di belakang) sesuatu supaya tidak terlihat atau tidak kena angin, panas, dsb; bersembunyi:
6.      len·ca·na n tanda yg berbentuk medali (bendera kecil, pita bersilang, dsb),
7.      lam·bang n 1 sesuatu spt tanda (lukisan, lencana, dsb) yg menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu; simbol:
8.      lam·bat a 1 perlahan-lahan (geraknya, jalannya, dsb); tidak cepat:
9.      la·bil a 1 goyah; tidak mantap; tidak kokoh (tt bangunan, pendirian)
10.  lab·rak v, me·lab·rak v 1 memukuli (secara tidak beraturan); 2 mengata-ngatai (mencela dsb) dng keras; 3 menyerang; menghantam musuh dng hebatnya;


M

1.      M, m [1] /ém/ n 1 huruf ke-13 abjad Indonesia; 2 (ditulis dng huruf kapital) lambang bilangan 1.000 angka Romawi; 3 (ditulis dng huruf kapital bergaris atas) lambang bilangan 1.000.000 angka Romawi
2.      ma·ni·pu·la·si n 1 tindakan untuk mengerjakan sesuatu dng tangan atau alat-alat mekanis secara terampil;
3.      ma·ni·fes·to /manifésto/ n pernyataan terbuka tt tujuan dan pandangan seseorang atau suatu kelompok:
4.      ma·nis a 1 rasa spt rasa gula:
5.      me·ra·na a 1 lama menderita sakit:
6.      mer·de·ka /merdéka/ a 1 bebas (dr perhambaan, penjajahan, dsb); berdiri sendiri:
7.      me·bel /mébel/ n perabot yg diperlukan, berguna, atau disukai, spt barang atau benda yg dapat dipindah-pindah, digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dsb; furnitur
8.      mo·bi·li·tas n 1 kesiapsiagaan untuk bergerak; 2 gerakan berpindah-pindah:
9.      mo·de·ra·tor n 1 orang yg bertindak sbg penengah (hakim, wasit, dsb); 2 pemimpin sidang (rapat, diskusi) yg menjadi pengarah pd acara pembicaraan atau pendiskusian masalah
10.  mi·li·tan a bersemangat tinggi; penuh gairah; berhaluan keras:


N

1.      N, n [1] /én/ n huruf ke-14 abjad Indonesia
2.      ni·kah n ikatan (akad) perkawinan yg dilakukan sesuai dng ketentuan hukum dan ajaran agama:
3.      nik·mat 1 a enak; lezat:
4.      nir·wa·na n 1 Hin keadaan dan ketenteraman sempurna bagi setiap wujud eksistensi krn berakhirnya kelahiran kembali ke dunia; 2 tempat kebebasan (kesempurnaan); surga
5.      nor·ma·li·sa·si n tindakan menjadikan normal (biasa) kembali; tindakan mengembalikan pd keadaan, hubungan, dsb yg biasa atau yg normaL
6.      nor·ma n 1 aturan atau ketentuan yg mengikat warga kelompok dl masyarakat, dipakai sbg panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yg sesuai dan berterima:
7.      ne·ga·ra n 1 organisasi dl suatu wilayah yg mempunyai kekuasaan tertinggi yg sah dan ditaati oleh rakyat; 2 kelompok sosial yg menduduki wilayah atau daerah tertentu yg diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yg efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya:
8.      na·sib n sesuatu yg sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang; takdir:
9.      ne·go·si·a·si /négosiasi/ n 1 proses tawar-menawar dng jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yg lain; 2 penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yg bersengketa;
10.  ne·cis /nécis/ a bersih dan rapi; rapi (terutama tt pakaian); apik:

O

1.      O, o [1] n 1 huruf ke-15 abjad Indonesia; 2 nama huruf o
2.      otak [1] n 1 benda putih yg lunak terdapat di dl rongga tengkorak yg menjadi pusat saraf; benak
3.      or·ga·ni·sa·si n 1 kesatuan (susunan dsb) yg terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dl perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu; 2 kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama
4.      ora·si n 1 pidato; 2 pidato pengukuhan (guru besar dsb); 3 khotbah;
5.      or·de [1] n bintang jasa; tanda penghargaan (krn berjasa dsb)
6.      or·bit n jalan yg dilalui oleh benda langit dl peredarannya mengelilingi benda langit lain yg lebih besar gaya gravitasinya:
7.      oke /oké/ cak 1 p kata untuk menyatakan setuju; ya; 2 v setuju:
8.      oto·ma·tis a secara otomat; dng bekerja sendiri; dng sendirinya;
9.      oto·nom a 1 berdiri sendiri; dng pemerintahan sendiri: daerah --; 2 kelompok sosial yg memiliki hak dan kekuasaan menentukan arah tindakannya sendiri
10.  op·ti·mis n orang yg selalu berpengharapan (berpandangan) baik dl menghadapi segala hal


P

1.      P, p /pé/ n huruf ke-16 abjad Indonesia
2.      per·da·na [2] num pertama (kali):
3.      pe·ri·hal n 1 keadaan; 2 hal; peristiwa; kejadian; 3 tentang; mengenai:
4.      pa·no·ra·ma n pemandangan alam yg bebas dan luas
5.      pak·sa [1] v mengerjakan sesuatu yg diharuskan walaupun tidak mau:
6.      pem·pek /pémpék/ n makanan khas daerah Palembang dr adonan tepung terigu dan ikan, dimakan dng kuah yg bercuka;
7.      pin·dah v beralih atau bertukar tempat;
8.      pe·nga·ruh n daya yg ada atau timbul dr sesuatu (orang, benda) yg ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang:
9.      pe·rang n 1 permusuhan antara dua negara (bangsa, agama, suku, dsb):
10.  pan·dai [1] a cepat menangkap pelajaran dan mengerti sesuatu; pintar; cerdas


Q

1.      Q, q /ki/ n huruf ke-17 abjad Indonesia
2.      qa·ri·ah n 1 pembaca Alquran (perempuan); 2 orang (perempuan) yg mahir dl seni baca Alquran
3.      qaf n 1 nama huruf ke-21 abjad Arab; 2 surah ke-50 dl Alquran
4.      qa·sar n Isl pemendekan rakaat salat wajib dr empat rakaat menjadi dua rakaat sbg keringanan (rukhsah) bagi orang musafir;
5.      qi·a·mu·la·il n Isl salat di tengah malam secara teratur (spt salat tahajud, tarawih, witir)
6.      qi·ra·ah n Isl 1 hal-hal yg berhubungan dng cara pembacaan Alquran; pembacaan ayat-ayat Alquran; 2 Ar bacaan
7.      qi /ki/ n nama huruf q
8.      qi·ra·at n qiraah
9.      qa·ri n 1 pembaca Alquran (laki-laki); 2 orang (laki-laki) yg mahir dl seni baca Alquran
10.  qudsi hadis yg berisi wahyu yg diterima oleh Nabi Muhammad saw., tetapi dirawikan oleh Nabi dng kata-kata sendiri; hadis yg berisi firman Allah yg redaksinya diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw.

R

1.      R, r /ér/ n nama huruf ke-18 abjad Indonesia
2.      re·a·li·sa·si /réalisasi/ n 1 proses menjadikan nyata; perwujudan;
3.      re·pu·ta·si /réputasi/ n perbuatan dsb sbg sebab mendapat nama baik; nama baik:
4.      re·vo·lu·si /révolusi/ n 1 perubahan ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial) yg dilakukan dng kekerasan (spt dng perlawanan bersenjata); 2 perubahan yg cukup mendasar dl suatu bidang:
5.      re·vo·lu·si·o·ner /révolusionér/ a cenderung menghendaki perubahan secara menyeluruh dan mendasar:
6.      re·ak·si·o·ner /réaksionér/ a bersifat menentang kemajuan atau pembaruan; bersifat berlawanan dng tindakan revolusioner; bersifat berlawanan dng kebijakan pemerintah yg sah
7.      ran·cu a tidak teratur; campur aduk; kacau (tt berpikir,bahasa);
8.      ran·ca ark, me·ran·ca v menganggap mudah (gampang, ringan)
9.      ro·man·sa n novel atau kisah prosa lainnya yg berciri khas tindakan kepahlawanan, kehebatan, dan keromantisan dng latar historis atau imajiner
10.  ro·man·tis a bersifat spt dl cerita roman (percintaan); bersifat mesra; mengasyikkan;

S

1.      S, s [1] /és/ n huruf ke-19 abjad Indonesia
2.      se·nang a 1 puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa, dsb
3.      se·dih [1] n sedu; isak:
4.      sa·kit a berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh krn menderita sesuatu (demam, sakit perut, dsb):
5.      se·hat /séhat/ a 1 baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dr sakit); waras:
6.      se·pa·kat a 1 setuju; semufakat; sependapat
7.      sa·nu·ba·ri n 1 jantung hati; 2 hati (dl arti batin); hati nurani; perasaan batin:
8.      se·sal n perasaan tidak senang (susah, kecewa, dsb) krn telah berbuat kurang baik (dosa, kesalahan, dsb);
9.      se·ma·ngat n 1 roh kehidupan yg menjiwai segala makhluk, baik hidup maupun mati (menurut kepercayaan orang dulu dapat memberi kekuatan)
10.  sim·fo·ni n musik yg ditulis untuk orkes lengkap (biasanya terdiri atas empat bagian)

T

1.      T, t /té/ n huruf ke-20 abjad Indonesia
2.      ta·kut a 1 merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yg dianggap akan mendatangkan bencana
3.      trans·for·ma·si n 1 perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dsb):
4.      tak·dir n 1 ketetapan Tuhan; ketentuan Tuhan; nasib
5.      te·kad /tékad/ v kemauan (kehendak) yg pasti; kebulatan hati; iktikad:
6.      tak·luk v mengaku kalah dan mengakui kekuasaan pihak yg dianggap menang; menyerah kalah kpd; tunduk kpd:
7.      te·ri·ma v cak menyambut; mendapat (memperoleh) sesuatu;
8.      tu·run [1] v 1 bergerak ke arah bawah; bergerak ke tempat yg lebih rendah dp tempat semula: -
9.      ter·mi·na·si n akhir sesuatu dl ruang atau waktu
10.  ter·jang v 1 tendang; sepak (terutama ke depan atau ke bawah dng tapak kaki); 2 serang;

U

1.      U, u [1] n 1 huruf ke-21 abjad Indonesia; 2 nama huruf u
2.      un·juk ra·sa n pernyataan protes yg dilakukan secara massal; demonstrasi;
3.      ur·ban·is·me n 1 sikap dan cara hidup orang kota; 2 perkembangan daerah perkotaan; 3 ilmu tt kehidupan kota
4.      ura·no·lo·gi n ilmu tt langit dan bintang-bintang
5.      usap v, meng·u·sap v 1 menghapus; menyeka; menyapu (keringat, air mata, dsb):
6.      ung·kap [1] v, meng·ung·kap v membuka; melingkap;
7.      un·tai n 1 benang (tali) yg dipakai untuk mencocok merjan, mutiara, dsb; 2 penggolong bilangan bagi barang yg dicocok (spt kalung merjan, petasan); rentengan: 3 satuan sajak (syair), serangkai sajak; sekuplet (sajak, nyanyian):
8.      un·da·gi kl n tenaga ahli
9.      uta·ma a 1 terbaik; nomor satu; amat baik; lebih baik dr yg lain-lain;
10.  umur n 1 lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan);

V

1.      V, v /fé/ n 1 huruf ke-22 abjad Indonesia;
2.      va·lid a menurut cara yg semestinya; berlaku; sahih:
3.      va·li·di·tas n sifat benar menurut bahan bukti yg ada, logika berpikir, atau kekuatan hukum; sifat valid; kesahihan:
4.      va·ri·a·tif a bersifat variasi
5.      va·lu·ta n alat pembayaran yg dijamin oleh cadangan emas atau perak yg ada di bank pemerintah; nilai uang:
6.      va·ri·an·si n Stat besaran yg menunjukkan besarnya penyebaran data pd suatu kelompok data
7.      ve·ge·ta·ri·an /végetarian/ n orang yg (krn alasan keagamaan atau kesehatan) tidak makan daging, tetapi makan sayuran dan hasil tumbuhan
8.      ven·dor /véndor/ n orang yg menjual rumah, tanah, dsb; penjual
9.      ver·bal·is·me /vérbalisme/ ajaran (pandangan) dl dunia pendidikan (pengajaran) yg mendidik anak untuk banyak menghafal:
10.  ves·pa /véspa/ n 1 kendaraan bermotor beroda dua, rodanya lebih kecil dp sepeda motor dan tidak beruji kawat; sekuter; 2 merek dagang kendaraan bermotor beroda dua
 

W

1.      W, w /wé/ n huruf ke-23 abjad Indonesia
2.      wa·jah n 1 bagian depan dr kepala; roman muka; muka:
3.      wa·ni·ta n perempuan dewasa:
4.      wak·tu 1 n seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung:
5.      wa·tak n sifat batin manusia yg mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat:
6.      wa·dah n 1 tempat untuk menaruh, menyimpan sesuatu:
7.      war·ga ne·ga·ra n penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dsb yg mempunyai kewajiban dan hak penuh sbg seorang warga dr negara itu;
8.      war·ta·wan n orang yg pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dl surat kabar, majalah, radio, dan televisi; juru warta; jurnalis;
9.      wa·rung n tempat menjual makanan, minuman, kelontong, dsb; kedai; lepau:
10.  wa·kil n 1 orang yg dikuasakan menggantikan orang lain:

X

1.      X, x [1] /éks/ n 1 huruf ke-24 abjad Indonesia; 2 lambang bilangan sepuluh angka Romawi;
2.      xan·tat /santat/ n Kim garam (biasanya natrium atau kalium) dr asam xantat yg digunakan sbg pengumpul dl metode pengapungan mineral
3.      xan·te·na /santéna/ n Kim oksida organik untuk pembuatan zat warna
4.      xan·to·fil /santofil/ n Bot pigmen kuning pd daun yg tampak setelah warna hijaunya
5.      xe·no·fi·li /sénofili/ n orang yg tertarik kpd hal-hal yg berasal dr luar negeri (gaya, tata cara, dsb)
6.      xe·no·ma·nia /sénomania/ n Psi kesukaan yg berlebihan thd segala sesuatu yg asing (berasal dr luar negeri)
7.      xe·no·kra·si /sénokrasi/ n pemerintahan negara yg dipimpin atau dipegang oleh orang asing
8.      xe·ro·fil /sérofil/ n Bio organisme yg tahan hidup di daerah kering
9.      xe·ro·gra·fi /sérografi/ n Graf penggandaan bahan cetakan dr film atau kertas dng menggunakan sinar listrik
10.  xe·ro·sis /sérosis/ a Dok kekeringan yg tidak normal pd kulit

Y

1.      Y, y /yé/ n 1 huruf ke-25 abjad Indonesia; 2 Mat kesatuan ke-2 yg tidak (belum) diketahui
2.      ya·kin a 1 percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh; (merasa) pasti (tentu, tidak salah lagi):
3.      ya·tim a tidak beribu atau tidak berayah lagi (krn ditinggal mati);
4.      ya·ya·san n badan hukum yg tidak mempunyai anggota, dikelola oleh sebuah pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (mengusahakan layanan dan bantuan spt sekolah, rumah sakit)
5.      yu·pa pra·sas·ti n Ark prasasti yg dipahatkan pd tiang atau tugu batu
6.      yu·ris·dik·si n Huk 1 kekuasaan mengadili; lingkup kuasa kehakiman; peradilan; 2 lingkungan hak dan kewajiban, serta tanggung jawab dl suatu wilayah atau lingkungan kerja tertentu; kekuasaan hukum
7.      yu·ris·pru·den·si /yurisprudénsi/ n Huk 1 ajaran hukum melalui peradilan; 2 himpunan putusan hakim;
8.      yu·ris n ahli hukum; sarjana hukum
9.      ya·i·tu p kata penghubung yg digunakan untuk memerinci keterangan kalimat; yakni:
10.  yak·sa n Ark makhluk kahyangan yg khusus menjaga kekayaan dan kesuburan

Z

1.      Z, z /zét/ n 1 huruf ke-26 abjad Indonesia; 2 Mat kesatuan ke-3 yg tidak (belum) diketahui
2.      za·ki·ah Ar a suci; murni; bersih
3.      za·kat n 1 jumlah harta tertentu yg wajib dikeluarkan oleh orang yg beragama Islam dan diberikan kpd golongan yg berhak menerimanya (fakir miskin dsb) menurut ketentuan yg telah ditetapkan oleh syarak; 2 salah satu rukun Islam yg mengatur harta yg wajib dikeluarkan kpd mustahik;
4.      za·man n 1 jangka waktu yg panjang atau pendek yg menandai sesuatu; masa:
5.      zam·rud n batu permata yg berwarna hijau spt lumut, sbg mineral terdapat terutama di lapisan-lapisan kapur di Kolombia
6.      za·lim a bengis; tidak menaruh belas kasihan; tidak adil; kejam;
7.      ze·ro /zéro/ n 1 angka nol; kosong; sifar; 2 titik di antara positif (+) dan negatif (–) pd suatu alat pengukur (meter, suhu, dsb); yg terendah
8.      ze·ni n tentara yg mengurus persenjataan dan perlengkapan, spt membuat jembatan
9.      zeb·ra /zébra/ n 1 kuda yg badannya bergaris-garis hitam putih atau cokelat tua putih, terdapat di Afrika
10.  zo·di·ak n lingkaran khayal di cakrawala yg dibagi menjadi dua belas tanda perbintangan,


NAMA :YULLIYANA MALASARI
KELAS:3EA10
NPM:12209780